Di desa ini, nantinya dibentuk masyarakat yang tangguh bencana, yakni masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisasi kekuatan yang merusak, melalui adaptasi. Mereka juga mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.
Budi santoso S.psi selaku kordinator PRB dan Kesiapsiagaan LPB PP Muhammadiyah dan juga selaku fasilitator pelatihan mengatakan "Sehingga jika terkena dampak bencana, mereka akan secara cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali, atau paling tidak dapat secara cepat memulihkan diri secara mandiri, Hal ini dilakukan untuk memperkuat masyarakat dalam menghadapi bencana dengan tepat dan terkoordinasi dengan baik. Sehingga pascabencana, masyarakat dapat melakukan perbaikan dan mampu menangani sesegera mungkin proses pemulihan," ujarnya.
Selanjutnya manager area Hpcred Gresik dr.Tyas Frimabona menjelaskan "Pengelolaan pembentukan desa tangguh tahap awal ini merupakan program pioner atau percontohan. Bertujuan mendorong peran strategis masyarakat dalam mengikuti sistem penanggulangan bencana. tegasnya